Kata
Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Robbi yang
telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya, saya selaku Penyusun Laporan Individu Kerja
Nyata Mahasiswa ( KNM ) dapat
menyelesaikan Program Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Cinambo Kecamatan
Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan
Judul “PENGGUNAAN METODE VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS DI SD CINAMBO DESA
CINAMBO KECAMATAN BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA”
Adapun tujuan maksud dari pelaksanaan penulisan laporan Individu yang
hendak di capai oleh penulis adalah sebagai salah satu syarat mengikuti Mata
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa yang dilaksanakan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Majalengka.
Penyusunan Laporan Individu ini melalui suatu proses yang panjang, penulis
merasakan suatu perjuangan, Pengobanan , harapan dan keberhasilan yang
merupakan pengalaman yang sangat berarti, Dalam penyusunan laporan individu ini
juga tentu tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang setinggi-tingginya Kepada:
1. Bapak
Kepala Prof.Dr H. A Yunus, Drs, SH, M Si, selaku Rektor Universitas Majalengka.
2. Bapak Drs.
H. Karmanuddin, S.Pd., M.Pd. selaku
Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Bapak
Masduki Ir. M. Si selaku Ketua Panitia KNM Universitas Majalengka Tahun
Akademik 2010 /2011.
4. Bapak
Dadang Sudirno., SE., M.Si. selaku koordinator lapangan.
5. Ibu Rahayu
Kusumadewi, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing. \
6. Bapak Asep
Subarkah selaku Kepala Desa Cinambo Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka
7. Tokoh
Masyarakat Desa Cinambo, yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.
8. Rekan-rekan
Mahasiswa Universitas Majalengka yang tergabung dalam kelompok 10 Desa Cinambo
9. Semua
Pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan program Kegiatan Kerja Nyata
Mahasiswa ( KNM )
Penulis berharap semoga seluruh kebaikan dari semua pihak yang telah
diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT, Amiin ,penulis menyadari
adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan Laporan individu
ini, Untuk itu penulis terbuka untuk menerima saran dan Pendapat yang sifatnya
membangun,
Akhir kata, semoga Laporan Individu
ini dapat bermanfaat bagi penulis Khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Majalengka,
Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Dan
Sasaran ..................................................................... 2
1.4 Metode Dan Tekhnik pengumpulan Data ................................... 3
BAB II TINJAUAN
TEORITIS ............................................................. 4
2 .1 pengrtian bahasa inggris............................................................... 4
2 .2 sejarah bahasa
inggris.................................................................. 4
BAB III OBJEK KNM ............................................................................. 10
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 13
4.1 Upaya meningkatkan kemampuan visualisasi dalam
pembelajaran
Bahasa inggris............................................................................ 13
4.2 Pengaruh kemampuan
visualisasi terhadap prestasi belajar siswa
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 16
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
5.2 Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.
Orbitasi Desa
2.
Luas wilayahmenurut
penggunaannya
3.
Keadaan Tanah dan Topograpi
DAFTAR GAMBAR
1.
PETA DESA CINAMBO
DAFTAR LAMPIRAN
1. Time schedule Program KNM
2. Laporan Kegiatan Harian
Kelompok
3. Sejarah Desa Cinambo
4. Struktur Kepengurusan KNM
5. Gambar/Photo Kegiatan
PENGGUNAAN
METODE VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS DI SD CINAMBO 1
DI
DESA CINAMBO KECAMATAN BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA
Oleh :
TITA SRI
RAHAYU
NPM : 09.20.1.0226
JURUSAN
: PEND. BAHASA INGGRIS
![]() |
UNIVERSITAS
MAJALENGKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2011
Lembar Pengesahan
laporan individu
kerja nyata mahasiswa (knm)
di desa CINAMBO kecamatan bantarujeg
kabupaten majalengka
oleh :
TITA SRI
RAHAYU
NPM : 09.20.1.0208
JURUSAN
: PEND. BAHASA INGGRIS
Disetujui
untuk diajukan sebagai syarat
kelulusan
mata kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KNM)
Cinambo, 17 Juli 2011
Pembimbing
Kelompok,
DEFFY SUSANTI, ST., M.Kom.
|
Ketua
Kelompok,
ARDI MARDIANA
|
Mengetahui,
Koordinator
Lapangan
DADANG SUDIRNO, SE., M.Si.
|
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pendidikan pada
dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang di alami
oleh individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna.
Bahasa Inggris mempunyai peranan yang berarti dalam mengembangkan kualitas
manusia. Hal ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional dan Tri Darma
perguruan tinggi yang menjadi tonggak keberhasilan pendidikan.
Dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu proses yang kondusif antara guru
dan murid, serta dukungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Namun
dalam proses pembelajaran seringkali terjadi bahwa aspek penguasaan bahasa
khususnya kosakata seringkali diabaikan dan dianggap bukan menjadi masalah
terutama penguasaan kosakata dalam pembelajaran Bahasa Inggris biasanya banyak
kekurangan. Padahal penguasaan kosakata pada pembelajaran Bahasa Inggris akan
menentukan bagaimana siswa mampu dan mudah mempelajari Bahasa Inggris.
Dengan dikuasainya
kosakata di harapkan siswa mampu dan dapat belajar Bahasa Inggris serta mampu
menguasai Bahasa Inggris tingkat dasar. Karena pada era globalisasi saat ini
bahasa merupakan salah satu pembelajaran yang sangat penting dan mengingat
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional maka seyogyanya pembelajaran Bahasa
Inggris dapat diterapkan pada tingkat dasar.
Dengan latar
belakang di atas maka penulis mengangkat sebuah laporan yang berjudul “PENGUASAAN KOSAKATA YANG MEMADAI DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI DESA HAURGEULIS”. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari
penjelasan pada latar belakang di atas dan mengingat betapa pentingnya penguasaan
kosakata yang memadai dalam pembelajaran maka penulis mencoba membahas masalah
yang ditemukan dilapangan Kerja Nyata Mahasiswa yaitu :
1. Pengaruh penguasaan kosakata
terhadap prestasi anak didik.
2. Upaya untuk meningkatkan penguasaan
kosakata (vocabulary) dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
dalam pembuatan laporan ini adalah :
1.
Tujan
a. Memiliki tugas dan kewajiban
dalam melaksanakan Kerja Nyata Mahasiswa untuk dijadikan laporan.
b. Mengemukakan permasalahan yang
tengah dihadapi masyarakat Desa Cinambo Kabupaten Majalengka.
c.
Memberikan pengetahuan yang didapat selama belajar di perguruan tinggi.
2.
Sasaran
a. Masyarakat memperoleh bantuan
pemikiran dan tenaga dalam rencana pembangunan.
b. Terbentuknya kader-kader
penerus pembangunan desa.
c. Siswa akan lebih termotivasi
dalam belajar.
1.4 Metode dan Teknik
Pengumpulan Data
- Metode
Dalam pembuatan laporan individu ini
penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode dan teknik studi kepustakaan
yaitu metode mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan membaca
litelatur-litelatur yang ada diperpustakaan.
- Teknik Pengumpulan data
a.
Observasi, yaitu teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keadaan dilokasi
KNM.
b.
Wawancara, yaitu pengumpulan
data dengan mengadakan tanya jawab terharap orang-orang yang berkepentingan
sesuai keperluan.
c.
Angket, yaitu teknik
pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik Barat, yang berasal dari Inggris. Bahasa ini merupakan kombinasi antara
beberapa bahasa lokal yang dipakai oleh orang-orang Norwegia, Denmark, Saxon
dan Anglo
dari abad ke-6 sampai 10. Lalu pada tahun 1066
dengan ditaklukkan Inggris oleh William the Conqueror, sang penakluk
dari Normandia, Perancis Utara, maka bahasa Inggris dengan
sangat intensif mulai dipengaruhi bahasa Latin dan bahasa Perancis. Dari seluruh kosakata bahasa Inggris modern, diperkirakan
±50% berasal dari bahasa Perancis dan Latin.
2.2 Sejarah
Bahasa Inggris
Sejarah bahasa Inggris bermula dari lahirnya bahasa Inggris di pulau Britania kurang lebih 1.500 tahun yang
lalu. Bahasa Inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari
dialek-dialek Anglo-Frisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran
Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut Belanda dan Jerman. Pada awalnya, bahasa Inggris Kuna adalah sekelompok
dialek yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan-kerajaan Anglo-Saxon di
Inggris. Salah satu dialek ini, Saxon Barat akhirnya yang berdominasi. Lalu
bahasa Inggris Kuna yang asli kemudian dipengaruhi oleh dua gelombang invasi.
Gelombang
invasi pertama adalah invasi para penutur bahasa dari cabang Skandinavia
keluarga bahasa Jerman. Mereka menaklukkan dan menghuni beberapa bagian
Britania pada abad ke-8 dan ke-9.
Lalu
gelombang invasi kedua ini ialah suku Norman pada abad ke-11 yang bertuturkan sebuah dialek bahasa
Perancis. Kedua invasi ini mengakibatkan bahasa Inggris "bercampur"
sampai kadar tertentu (meskipun tidak pernah menjadi sebuah bahasa campuran secara
harafiah).
Hidup
bersama dengan anggota sukubangsa Skandinavia akhirnya menciptakan simplifikasi
tatabahasa dan pengkayaan inti Anglo-Inggris dari bahasa Inggris.
Suku-sukubangsa
Jermanik yang memelopori bahasa Inggris (suku Anglia,
Saxon,
Frisia,
Jute
dan mungkin juga Frank), berdagang dengan dan berperang dengan
rakyat Kekaisaran Romawi
yang menuturkan bahasa Latin dalam
proses invasi bangsa Jermanik ke Eropa dari timur. Dengan itu banyak kata-kata
Latin yang masuk kosakata bangsa-bangsa Jermanik ini sebelum mereka mencapai
pulau Britania. Contohnya antara lain adalah camp (kamp),
cheese (keju), cook (memasak), dragon (naga),
fork (porok, garpu), giant (raksasa), gem (permata), inch (inci),
kettle (ketel),
kitchen (dapur), linen (kain linen),
mile (mil), mill (kincir angin), noon (siang), oil (oli,
minyak), pillow (bantal), pin (paku), pound (pon),
soap (sabun), street (jalan),
table (meja), wall (tembok),
dan wine (anggur). Bangsa Romawi juga memberi bahasa
Inggris beberapa kata yang mereka sendiri pinjam dari bahasa-bahasa lain
seperti kata-kata: anchor (jangkar), butter (mentega), cat (kucing), chest (dada),
devil (iblis), dish (piring, makanan), dan sack (saku).
Menurut
Anglo-Saxon Chronicle, sekitar tahun 449,
Vortigern,
Raja Kepulauan Britania,
mengundang "Angle kin" (Suku Anglia yang dipimpin oleh Hengest
dan Horsa)
untuk menolongnya dalam penengahan konflik dengan suku Pict.
Sebagai balasannya, suku Angles diberi tanah di sebelah tenggara Inggris. Lalu
pertolongan selanjutnya dibutuhkan dan sebagai reaksi "datanglah
orang-orang dari Ald Seaxum dari Anglum dari Iotum" (bangsa
Saxon, suku
Anglia, dan suku Jute).
Chronicle ini membicarakan masuknya banyak imigran atau pendatang yang
akhirnya mendirikan tujuh kerajaan yang disebut dengan istilah heptarchy.
Para pakar modern berpendapat bahwa sebagian besar cerita ini merupakan legenda
dan memiliki motif politik. Selain itu identifikasi para pendatang di Inggris
dengan suku Angle, Saxon, dan Jute tidak diterima lagi dewasa ini (Myres, 1986,
p. 46 dst.), terutama setelah diterima bahwa bahasa Anglo-Saxon ternyata lebih
mirip dengan bahasa Frisia
daripada bahasa salah satu sukubangsa yang disebut di atas ini.
Para
pendatang yang menginvasi pulau Britania mendominasi penduduk setempat yang
menuturkan bahasa
Keltik. Bahasa Keltik akhirnya bisa lestari di Skotlandia, Wales dan
Cornwall. Dialek-dialek yang dipertuturkan oleh para pendatang yang menginvasi
Britania pada zaman sekarang disebut dengan nama bahasa Inggris Kuna,
dan akhirnya bahasa Anglo-Saxon.
Kemudian hari, bahasa ini dipengaruhi bahasa Jermanik Utara;
bahasa
Norwegia Kuna yang dipertuturkan oleh kaum Viking yang menginvasi dan akhirnya bermukim di sebelah timur
laut Inggris (lihat Jórvík).
Para pendatang yang bermukim lebih awal menuturkan bahasa-bahasa Jermanik dari
cabang yang berbeda. Banyak dari akar kosakata mereka memang sama atau mirip,
meski tatabahasanya agak lebih berbeda termasuk prefiks (awalan), sufiks
(akhiran), dan hukum infleksi (takrifan) dari banyak kata-kata. Bahasa Jermanik
dari orang-orang Britania yang berbahasa Inggris Kuna ini, terpengaruhi kontak
dengan orang-orang Norwegia yang menginvasi Britania. Hal ini kemungkinan besar
merupakan alasan daripada penyederhanaan morfologis bahasa Inggris Kuna,
termasuk hilangnya jenis kelamin kata benda dan kasus (kecuali pronominal).
Karya sastra ternama yang masih lestari dari masa Inggris Kuna ini adalah
sebuah fragmen wiracarita "Beowulf".
Penulisnya tidak diketahui, dan karya ini sudah dimodifikasi secara besar oleh
para rohaniwan Kristen, lama setelah digubah.
Kemudian
introduksi agama Kristen di Britania menambah sebuah gelombang baru yang
membawa banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Latin dan bahasa Yunani.
Selain
ada yang berpendapat bahwa pengaruh bahasa Norwegia berlangsung sampai pada Abad Pertengahan awal. Masa Inggris Kuna secara
resmi berakhir dengan Penaklukan
Norman, ketika bahasa Inggris secara drastik dipengaruhi bahasa kaum
Norman ini yang disebut bahasa Norman dan merupakan sebuah dialek bahasa Perancis.
Penggunaan
istilah Anglo-Saxon untuk mendeskripsikan pembauran antara bahasa serta budaya
Anglia dan Saxon merupakan sebuah perkembangan modern. Menurut Lois
Fundis, (Stumpers-L, Jum’at, 14 Des 2001)
- "The
first citation for the second definition of 'Anglo-Saxon', referring to early
English language or a certain dialect thereof, comes during the reign of Elizabeth I,
from an historian named Camden,
who seems to be the person most responsible for the term becoming well-known in
modern times."
- "Kutipan
pertama untuk definisi kedua 'Anglo-Saxon', merujuk pada bahasa Inggris awal
atau dialek tertentu dari bahasa ini, muncul selama pemerintahan Elizabeth I,
dari seorang sejarawan bernama Camden,
yang kelihatannya menjadi orang paling bertanggung jawab untuk menjadi
terkenalnya istilah ini pada masa modern."
Selama 300 tahun
setelah invasi kaum Norman di Britania pada tahun 1066,
raja-raja Norman dan kaum bangsawan hanya menuturkan bahasa Perancis dialek
Norman saja yang disebut dengan nama bahasa
Anglo-Norman. Sementara itu bahasa Inggris berlanjut sebagai bahasa
rakyat. Sementara Anglo-Saxon Chronicle tetap ditulis sampai
tahun 1154, sebagian besar karya sastra lainnya dari
masa ini ditulis dalam bahasa
Perancis Kuna atau bahasa Latin.
Sejumlah besar
kata-kata Norman dipinjam dalam bahasa Inggris Kuna dan menghasilkan banyak
sinonim (sebagai contoh diambil ox/beef (sapi),
sheep/mutton (kambing), dan lain-lain).
Pengaruh Norman ini memperkuat kesinambungan perubahan-perubahan bahasa Inggris
pada abad-abad selanjutnya dan menghasilkan sebuah bahasa yang sekarang disebut
dengan istilah bahasa Inggris
Pertengahan. Salah satu perubahannya adalah meningkatnya pemakaian
sebuah aspek unik tatabahasa Inggris yang disebut dengan istilah continuous
tense dengan imbuhan atau sufiks -ing.
Ejaan
bahasa Inggris juga dipengaruhi bahasa Perancis pada periode ini.
Bunyi-bunyi /θ/ dan /ð/ sekarang dieja sebagai th dan bukan dengan huruf
Inggris Kuna þ
and ð, yang tidak ada dalam bahasa Perancis.
Selama abad ke-15, bahasa Inggris Pertengahan berubah
lebih lanjut lagi. Perubahan ini disebut sebagai The
Great Vowel Shift ("Pergeseran Vokal Besar"), dan
dimulai dengan penyebaran dialek London bahasa Inggris yang mulai dipakai oleh
pemerintahan dan munculnya buku-buku cetak. Bahasa Inggris modern sendiri bisa
dikatakan muncul pada masa William Shakespeare.
Penulis ternama dari masa Inggris Pertengahan ini ialah Geoffrey Chaucer, dengan karyanya yang terkenal The Canterbury Tales.
Banyak sumber
sezaman menyatakan bahwa dalam kurun waktu lima puluh tahun setelah Invasi kaum
Norman, sebagian besar kaum Norman di luar istana berganti bahasa dan
menuturkan bahasa Inggris. Bahasa Perancis kala itu tetap menjadi bahasa resmi
pemerintahan dan perundang-undangan yang bergengsi di luar dinamika sosial.
Sebagai contoh, Orderic
Vitalis, seorang sejarawan yang lahir pada tahun 1075
dan seorang anak ksatria Norman, menyatakan bahwa ia hanya mempelajari bahasa
Perancis sebagai bahasa kedua.
Sastra Inggris
mulai muncul kembali pada sekitar tahun 1200
Masehi ketika perubahan iklim politik dan jatuhnya bahasa Anglo-Norman membuat
hal ini lebih bisa diterima. Pada akhir abad tersebut, bahkan kalangan kerajaan
sudah berganti menuturkan bahasa Inggris. Sedangkan bahasa Anglo-Norman masih
tetap dipakai pada kalangan tertentu sampai agak lama, namun akhirnya bahasa
ini juga tidak merupakan bahasa hidup lagi.
Mulai dari abad ke-15, bahasa Inggris berubah menjadi
bahasa Inggris Modern, yang seringkali ditarikh bermula dengan Great
Vowel Shift (“Pergeseran Bunyi Besar”).
Setelah itu bahasa
Inggris mulai banyak mengambil kata-kata pungutan dari bahasa-bahasa asing,
terutama bahasa Latin dan bahasa Yunani semenjak zaman Renaisans. Karena banyak kata-kata dipinjam dari
bahasa yang berbeda-beda, dan ejaan bahasa Inggris bisa dikatakan tidak konsisten,
maka risiko pelafazan salah kata-kata cukup tinggi. Namun sisa-sisa dari
bentuk-bentuk yang lebih kuna masih ada pada beberapa dialek regional, terutama
pada dialek-dialek di West
Country.
Pada tahun 1755
Samuel
Johnson menerbitkan kamus penting Bahasa Inggris pertama, yang
berjudul Dictionary of the English Language.
Perkembangan
bahasa Inggris biasa dibagi menjadi tiga masa:
a. Bahasa Inggris Kuno atau
bahasa Anglo-Saxon, 700 – 1066.
b. Bahasa Inggris Tengahan,
antara 1066 – 1500.
c. Bahasa Inggris Baru, mulai
dari abad ke 16.
Bahasa Inggris
adalah bahasa pertama di Amerika Serikat, Antigua dan Barbuda,
Australia, Bahama, Barbados, Bermuda, Britania Raya, Guyana, Jamaika, Saint Kitts dan Nevis,
Selandia Baru dan Trinidad dan Tobago. Selain itu bahasa Inggris juga salah
satu bahasa resmi di berbagai negara, seperti di Afrika Selatan, Belize, Filipina, Hong Kong, Irlandia, Kanada,Nigeria, Singapura dan lainnya.
Di dunia bahasa
Inggris merupakan bahasa kedua pertama yang dipelajari. Bahasa Inggris bisa
menyebar karena pengaruh politik dan imperialisme Inggris dan selanjutnya
Britania Raya di dunia. Salah satu pepatah Inggris zaman dahulu mengenai
kerajaan Inggris yang disebut Imperium Britania (British Empire) adalah
tempat di mana “Matahari tidak pernah terbenam” (“where the sun never sets”).
Tata Bahasa
Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung
tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari
negara tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa
Inggris Amerika dan Inggris Britania Raya (British).
BAB III
OBJEK KNM
3.1 Keadaan Topologi dan Kondisi wilayah Desa Haurgeulis
Desa Salawana
terletak paling ujung sebelah utara dari Kecamatan Dawuan dimana jarak dari
Kecamatan kedesa sekitar 7 Km dengan jarak tempuh sekitar 25 menit, sedangkan
jarak dari kota Kabupaten ke Desa sekitar 18 km dengan jarak tempuh 1 jam
dimana Desa Salawana merupakan Desa perbatasan dengan kecamatan-kecamatan lain
yang ada di Kabupaten Majalengka.
Batas-batas wilayah Desa Salawana
·
Sebelah Utara : Desa
Cibogor Kecamatan Ligung
·
Sebelah Barat : Desa
Karanganyar Kecamatan Dawuan
·
Sebelah Selatan : Desa Jatiwangi Kecamatan jatiwangi
·
Sebelah Timur : Desa
Jatisura Kecamatan Jatiwangi
Luas wilayah desa Salawana sebesar = 214,575 Ha, terdiri dari tanah darat
yang diperuntukan permukiman warga dan statusnya sbagai tanah milik Negara
(AURI) sedangkan tanah sawah diperuntukan sebagai lahan pertanian seluas =
190,030 Ha.
3.2 Khusus Obyek
KNM
Sesuai dengan
bidang jurusan penulis yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya
jurusan Bahasa Inggris maka yang menjadi obyek KNM kelompok sasaran adalah :
1. Sekolah, yaitu sebagai lembaga
yang mengelola bidang pendidikan, tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar
mengajar.
2. Siswa, yaitu sebagai objek
proses pembelajaran disekolah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Upaya Untuk Meningkatkan Penguasaan
Kosakata (vocabulary) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Penguasaan
kosakata dalam belajar sangat penting didalam satu proses pembelajaran, karena
fungsinya yang dapat mendorong, menggerakan dan mengarahkan kegiatan belajar.
Karena itu perlu adanya penggerakan motivasi untuk memajukan penguasaan
kosakata (vocabulary) yang sangat erat kaitannya dengan prinsip belajar siswa.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode dalam meningkatkan penguasaan
kosakata (vocabulary) dalam kegiatan belajar mengajar yang biasa diterapkan,
yaitu :
1.
Remembering words if the
students are written
Mengingat kata ketika siswa menulisnya. Dengan menulis kata atau kalimat
Bahasa Inggris, siswa memperoleh kosakata baru dengan sendirinya. Informasi
tersebut akan tersimpan lewat penglihatan, pengucapan dan tulisan. Siswa akan
mudah mengingat kata-kata Bahasa Inggris dan memperoleh kosakata baru.
2.
Remembering words from films
and TV programs
Mengingat kata dari film dan tayangan televisi. Anak-anak usia SD masih
memiliki otak yang dapat menampung banyak informasi baru. Melalui tayangan
televisi atau film kesukaan mereka, siswa dapat dengan mudah memperoleh kosakata
baru tanpa harus menghafalnya, seperti film Spiderman,
siswa akan langsung mengetahui jika ditanya apa Bahasa Inggris untuk
laba-laba, yaitu spider.
3.
Repeating new words aloud when
studying
Mengulang kata-kata baru dengan nyaring ketika belajar. Biasanya hal ini
dilakukan ketika sebagian siswa belum terlalu menguasai kosakata. Dengan
mengulang dan mengucapkannya dengan keras, siswa akan mudah untuk menguasainya.
Mereka akan mengingatnya lewat kata yang diucapkan oleh temannya dan lewat
ucapan mereka sendiri.
4.
Listening to songs
Mendengarkan lagu. Siswa akan sangat senang bila diajak mendengarkan lagu
berbahasa Inggris, khususnya tentang hewan dan lingkungan sekitar. Hal ini akan
membuat penguasaan kosakata siswa semakin bertambah dan tentu siswa tidak akan
merasa bosan. Terlebih jika didukung media audio visual yang akan membuat
suasana belajar lebih menyenangkan.
5.
Using new words in sentences
Menggunakan kata-kata baru dalam kalimat. Menggunakan kata baru dalam
menyampaikan materi pembelajaran di kelas dapat memperkaya kosakata Bahasa
Inggris siswa. Menggunakan bahasa informal misalnya, seperti mengucapkan salam
selamat siang, tidak harus Good Afternoon,
kita bisa menggunakan Good Day atau see ya jika berpisah dengan teman di
jalan.
6.
Making word lists
Membuat daftar kata. Dengan mengelompokkan kata-kata, akan lebih membuat
siswa menguasai kosakata Bahasa Inggris. Membuat daftar kata, misal School Needs (peralatan sekolah), Fruits (buah-buahan), Animals (hewan) dan lain-lain.
7.
Regular reviewing outside
classroom
Mengingat kembali di luar jam belajar secara teratur. Siswa biasanya
mempraktekkan hasil pembelajaran mereka di luar sekolah. Mereka akan mencoba
berbicara Bahasa Inggris dengan teman mereka saat bermain atau saat sedang
berkumpul bersama ayah dan ibu. Hal itu akan membuat kosakata yang mereka miliki
semakin kuat dan bertambah.
8.
Writing down words several
times to remember
Menuliskan kata beberapa kali untuk mengingatnya. Menyuruh siswa untuk
menuliskan kosakata-kosakata Bahasa Inggris secara berkala akan membuat mereka
ingat dan perlahan menguasainya.
9.
Reading and leafing through a
dictionary
Membaca dan membolak-balik halaman kamus. Tak dapat dipungkiri bahwa cara
untuk memperoleh kosakata Bahasa Inggris yang baru adalah dengan membaca dan
terus membaca halaman demi halaman kamus. Dengan membiasakan siswa membaca
kamus tentu kosakata yang diperoleh akan semakin bertambah.
10.
Remembering words from books,
magazines, short story and so on.
Mengingat kata dari buku, majalah, cerita pendek dan lain-lain. Siswa
sangat senang membaca buku cerita dan kisah menarik lainnya. Walaupun buku
cerita tersebut berbahasa Inggris, mereka akan berusaha untuk mencari makna
dari kosakata yang tidak mereka mengerti baik bertanya atau membuka kamus. Hal
ini tentu saja akan memperkaya kosakata mereka.
4.2
Pengaruh Penguasaan Kosakata
Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Penguasaan
kosakata merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di
sekolah. Tanpa penguasaan kosakata yang baik akan sukar bagi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran Bahasa Inggris. Meskipun
munculnya dengan sedikit memberi paksaan kepada siswa. Kesuksesan yang berhasil
diraih dalam interaksi dengan lingkungan belajar dapat menimbulkan rasa puas.
Kondisi ini merupakan gambaran keberhasilan dari penguasaan kosakata. Maka penguasaan
kosakata yang terarah akan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan tingkat
keberhasilan siswa pun akan meningkat karena dengan terciptanya suasana belajar
yang sesuai dan di senangi serta penguasaan kosakata yang menunjang pada
pembelajran Bahasa Inggris secara otomatis hal ini dapat mendorong semangat
belajar siswa dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengaruh penguasaan
kosakata terhadap hasil belajar adalah akan tercapainya tujuan belajar dan
pembelajaran dengan berhasil guna dan berdaya guna. Semua itu bisa tercapai
dengan melakukan beberapa metode, yaitu :
1.
Remembering words if the
students are written
2.
Remembering words from films
and TV programs
3.
Repeating new words aloud when
studying
4.
Listening to songs
5.
Using new words in sentences
6.
Making word lists
7.
Regular reviewing outside
classroom
8.
Writing down words several
times to remember
9.
Reading and leafing through a
dictionary
10.
Remembering words from books,
magazines, short story and so on.
Hal yang sangat
penting untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar adalah penguasaan
kosakata yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris
yang dilakukan dengan berbagai metode mengajar yang bervariasi, situasi, dan
kondisi kelas yang menyenangkan dalam mengajar karena hal ini berpengaruh dalam
belajar, bahkan semangat mereka akan terpacu lebih baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil bahasan di atas, terdapat beberapa saran yang di harapkan
dapat menunjang bagi upaya peningkatan mutu pendidikan.
1.
Pengembangan proses belajar tergantung dari kreatifitas guru yang dapat
menyajikan suasana belajar yang dapat mendorong motivasi belajar siswa.
2.
Hasil belajar yang baik hanya dapat dicapai dari proses pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif, dan produktif.
3.
Penguasaan kosakata yang memadai dalam pembelajaran sebaiknya ditingkatkan
agar menjadi lebih baik.

II.
|
POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
|
|
|
|
|
||||
|
A. UMUR
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
< 1 tahun
|
|
|
23
|
Orang
|
30 tahun
|
|
64
|
orang
|
|
1
|
|
|
63
|
Orang
|
31 tahun
|
|
61
|
orang
|
|
2
|
|
|
68
|
Orang
|
32 tahun
|
|
60
|
orang
|
|
3
|
|
|
73
|
Orang
|
33 tahun
|
|
59
|
orang
|
|
4
|
|
|
70
|
Orang
|
34 tahun
|
|
62
|
orang
|
|
5
|
|
|
64
|
Orang
|
35 tahun
|
|
65
|
orang
|
|
6
|
|
|
72
|
Orang
|
36 tahun
|
|
45
|
orang
|
|
7
|
|
|
46
|
Orang
|
37 tahun
|
|
47
|
orang
|
|
8
|
|
|
50
|
Orang
|
38 tahun
|
|
41
|
Orang
|
|
9
|
|
|
56
|
Orang
|
39 tahun
|
|
43
|
Orang
|
|
10
|
|
|
49
|
Orang
|
40 tahun
|
|
48
|
Orang
|
|
11
|
|
|
53
|
Orang
|
41 tahun
|
|
40
|
Orang
|
|
12
|
|
|
56
|
Orang
|
42 tahun
|
|
42
|
Orang
|
|
13
|
|
|
46
|
Orang
|
43 tahun
|
|
44
|
Orang
|
|
14
|
|
|
51
|
Orang
|
44 tahun
|
|
48
|
Orang
|
|
15
|
|
|
49
|
Orang
|
45 tahun
|
|
47
|
Orang
|
|
16
|
|
|
36
|
Orang
|
46 tahun
|
|
53
|
Orang
|
|
17
|
|
|
42
|
Orang
|
47 tahun
|
|
56
|
Orang
|
|
18
|
|
|
48
|
Orang
|
48 tahun
|
|
54
|
Orang
|
|
19
|
|
|
45
|
Orang
|
49 tahun
|
|
56
|
Orang
|
|
20
|
|
|
56
|
Orang
|
50 tahun
|
|
51
|
Orang
|
|
21
|
|
|
47
|
Orang
|
51 tahun
|
|
42
|
Orang
|
|
22
|
|
|
51
|
Orang
|
52 tahun
|
|
44
|
Orang
|
|
23
|
|
|
52
|
Orang
|
53 tahun
|
|
43
|
Orang
|
|
24
|
|
|
41
|
Orang
|
54 tahun
|
|
47
|
Orang
|
|
25
|
|
|
56
|
Orang
|
55 tahun
|
|
49
|
Orang
|
|
26
|
|
|
59
|
Orang
|
56 tahun
|
|
51
|
Orang
|
|
27
|
|
|
62
|
Orang
|
57 tahun
|
|
43
|
Orang
|
|
28
|
|
|
60
|
Orang
|
58 tahun
|
|
50
|
Orang
|
|
29
|
|
|
56
|
Orang
|
Lebih dari 58
|
210
|
Orang
|
IV.
|
POTENSI PRASARANA DAN SARANA
|
|
|
|
|
|
||||
|
A. PRASARANA DAN SARANA TRANSFORTASI
|
|
|
|
|
|||||
|
a). Prasarana Transfortasi Darat
|
|
|
|
|
|
||||
|
1.1. Jalan Desa
|
|
|
|
Baik(Km/unit)
|
Rusak (Km/Unit)
|
||||
|
Panjang jalan aspal
|
|
|
|
-
|
|
2
|
|
||
|
Panjang jalan makadam
|
|
|
-
|
|
2
|
|
|||
|
Panjang jalan tanah
|
|
|
|
-
|
|
0,5
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.2. Jalan antar desa/kec.
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
Panjang jalan aspal
|
|
|
|
-
|
|
7
|
|
||
|
Panjang jalan makadam
|
|
|
-
|
|
7
|
|
|||
|
Panjang jalan tanah
|
|
|
|
-
|
|
-
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.3. Jembatan desa
|
|
|
|
|
|
||||
|
Jembatan beton
|
|
|
|
1 unit
|
-
|
||||
|
jembatan besi
|
|
|
|
-
|
|
-
|
|||
|
Jembatan kayu
|
|
|
|
-
|
|
-
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.4. Jembatan antar desa/kec.
|
|
|
kondisi
|
||||||
|
Jembatan beton
|
|
|
|
3
|
Baik/
|
||||
|
jembatan besi
|
|
|
|
-
|
|
Baik/rusak
|
|||
|
Jembatan kayu
|
|
|
|
-
|
|
![]() |
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.5. Pangkalan Ojek
|
|
|
|
Tidak ada
|
|
||||
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
|
PRASARANA KOMUNIKASI
|
|
|
|
|||
|
1. Telepon
|
|
|
|
|
||
|
Telepon umum
|
|
|
tidak ada
|
|||
|
Wartel
|
|
|
|
Ada
|
||
|
Warnet
|
|
|
|
Tidak ada
|
||
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Kantor pos
|
|
|
|
|
||
|
Kantor Pos
|
|
|
|
|||
|
Kantor Pos Pembantu
|
|
|
||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Radio/TV
|
|
|
|
|
||
|
TV umum
|
|
|
|
Ada/
|
||
|
Jumlah TV
|
|
|
167
|
Unit
|
||
|
Jumlah Parabola
|
|
|
|
4
|
Unit
|
|
PRASARANA AIR BERSIH
Jenis
|
Jumlah
|
Rusak
|
PAH
|
-
|
-
|
MCK
|
-
|
-
|
Pengguna
PAH
|
-
KK
|
|
Pengguna
MCK
|
-
KK
|
|
Pengguna
Air Rawa
|
-
KK
|
PRASARANA IRIGASI
1. JUMLAH
|
|
Panjang
Saluran primer
|
-
M
|
Panjang
Saluran Sekunder
|
397 M
|
Panjang
Saluran Tersier
|
500 M
|
Jumlah
Pintu Sadap
|
-
Unit
|
Jumlah
Pintu Pembagi Air
|
4 Unit
|
|
|
2. Kondisi
|
|
Panjang
Saluran Primer Rusak
|
- M
|
Panjang
Saluran Sekunder Rusak
|
-
M
|
Panjang
Saluran Tersier Rusak
|
-
M
|
Jumlah
Pintu Sadap Rusak
|
-
Unit
|
Jumlah
Pintu Pembagi Air Rusak
|
4 Unit
|
PRASARANA PEMERINTAHAN
Balai
Desa / sejenisnya
|
Ada
|
Kondisi
|
Baik
|
Jumlah
Mesin Ketik
|
2 buah
|
Jumlah
Meja
|
15 Buah
|
Jumlah
Kursi
|
61 Buah
|
Jumlah
Lemari Arsip
|
8 Buah
|
Jumlah
Balai Dusun
|
1 Buah
|
Jumlah
Kantor RW
|
-
Buah
|
Kantor
BPD
|
Ada
|
Kondisi
|
Baik
|
Kendaraan
Dinas
|
Ada
|
PRASARANA PERIBADATAN
Tempat
Ibadah
|
Jumlah
|
Rusak
|
Mesjid
|
2
|
-
|
Langgar
/ Surau
|
17
|
2
|
Gereja
|
-
|
-
|
Wihara
|
-
|
-
|
Pura
|
-
|
-
|
PRASARANA OLAHRAGA
Lapangan
Sepak Bola
|
1
|
Lapangan
Bulu Tangkis
|
2
|
Meja
Pingpong
|
-
|
Lapangan
Voly
|
2
|
Lapangan
Golp
|
-
|
Pacuan
Kuda
|
-
|
Arum
Jeram
|
Tidak Ada
|
Lapangan
Basket
|
-
|
|
|
PRASARANAN
DAN SARANA KESEHATAN
b) Prasarana Kesehatan
Rumah
Sakit Umum
|
-
Unit
|
Puskesmas
|
-
unit
|
Puskesmas
permbantu
|
-
unit
|
Poloklinik
|
-
unit
|
Apotik
|
-
unit
|
Posyandu
|
3 unit
|
Toko
Obat
|
-
unit
|
Alat
bedah
|
-
unit
|
Tempat
menyimpan obat
|
-
unit
|
Tempak
Dokter Praktek
|
-
unit
|
c) Sarana Kesehatan
Jumlah
Dokter Umum
|
-
orang
|
Jumlah
Dokter Gigi
|
-
orang
|
Jumlah
Dokter Spesialis Lainya
|
-
orang
|
Jumlah
Paramedis
|
2 orang
|
Jumlah
Dukun Terlatih
|
-
orang
|
Bidan
Desa
|
1 orang
|
Ambulan
|
-
orang
|
PRASARANA PENERANGAN
Listrik
PLN
|
881 orang
|
Diesel
|
-
|
Lampu
Minyak
|
-
|
|
|
PRASARANA PENDIDIKAN
Jenis Prasarana
|
Jumlah / Unit
|
|||||
Keseluruhan
|
Rusak
|
Baik
|
||||
SLTA
/ Sederajat
|
-
|
-
|
-
|
|||
SLTP
/ Sederajat
|
1
|
3
|
9
|
|||
SD
/ Sederajat
|
2
|
-
|
2
|
|||
TK
|
1
|
-
|
1
|
|||
TPA
|
1
|
-
|
-
|
|||
Jumlah
Lembaga Agama
|
1
|
-
|
1
|
|||
Jumlah
Perpustakaan
|
-
|
-
|
-
|
|||
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
DESA SALAWANA
A. POTENSI UMUM
LUAS
DESA 238.458
Ha
Tanah Sawah
|
|
Sawah
irigasi teknis
|
159.984 ha
|
Sawah
irigasi ½ teknis
|
25.556 ha
|
Sawah
tadah hujan
|
4.490 ha
|
|
|
Tanah Kering
|
|
Tegal
/ ladang
|
-
|
Pemukiman
|
17.795 ha
|
|
|
Tanah Basah
|
|
Tanah
rawa
|
-
ha
|
Pasang
surut
|
-
ha
|
|
|
Tanah Perkebunan
|
|
Tanah
perkebunan rakyat
|
-
ha
|
Tanah
perkebunan Negara
|
-
ha
|
Tanah
perkebunan swasta
|
-
ha
|
|
|
Tanah fasilitas umum
|
|
Kas
desa
|
27.556 ha
|
Lapangan
|
1.000 ha
|
Perkantoran
pemerintah
|
8.200 ha
|
Lainnya
|
1.887 ha
|
|
|
Tanah Hutan
|
|
Hutan
Lindung
|
-
ha
|
Hutan
Produksi
|
-
ha
|
Hutan
Konversi
|
-
ha
|
B. ORBITASI
Berada di ibukota kecamatan
|
Ya Tidak /
|
Jarak ke Ibukota kecamatan
|
8 Km
|
Lama tempuh ke ibukota kecamatan
|
1/3 jam
|
Kendaraan umum ke ibukota kecamatan
|
Angkot / 0006
|
Jarak ke ibukota kabupaten
|
19 Km
|
Lama tempuh ke ibukota kabupaten
|
1 jam
|
Kendaraan umum ke ibukota kabupaten
|
Angkot / motor
|
C. IKLIM
Curah Hujan
|
-
mm
|
Jumlah Bulan Hujan
|
6 bulan
|
Suhu rata-rata harian
|
36
|
Tinggi tempat
|
-
mdl
|
Bentang wilayah
|
Datar
|
D. PERTANIAN
a)
Tanaman Pangan
1. Luas tanam menurut komoditas pada tahun ini
Jagung
|
Ha
|
Ton/ha
|
Kacang kedelai
|
Ha
|
Ton/ha
|
Kacang tanah
|
Ha
|
Ton/ha
|
Kacang panjang
|
Ha
|
Ton/ha
|
Padi
|
190,130Ha
|
4Ton/ha
|
Ubi kayu
|
Ha
|
Ton/ha
|
Ubi jalar
|
Ha
|
Ton/ha
|
Cabe
|
Ha
|
Ton/ha
|
Bawang putih
|
Ha
|
Ton/ha
|
Bawang merah
|
24Ha
|
3,5Ton/ha
|
Tomat
|
Ha
|
Ton/ha
|
Sawi
|
Ha
|
Ton/ha
|
haKentang
|
Ha
|
Ton/ha
|
Kubis
|
Ha
|
Ton/ha
|
Mentimun
|
Ha
|
Ton/ha
|
Buncis
|
Ha
|
Ton/ha
|
Brocoli
|
Ha
|
Ton/ha
|
Terong
|
Ha
|
Ton/ha
|
2. Pemilikan lahan
pertanian
Tidak memiliki
|
648RTP
|
Memiliki < 0,5 ha
|
335RTP
|
Memiliki 0,5-1,0 ha
|
49RTP
|
Memiliki > 1,0 ha
|
37RTP
|
3. Jenis dan
Kesuburan Tanah
Warna tanah sebagian besar
|
Merah/kuning/hitam/abu
|
Tekstur
|
Lempungan
|
Kedalaman
|
0,49 m
|
Permasalahan kandungan
|
Tinggi besi/ gambut tinggi/ tidak ada
|
E. PETERNAKAN
Sapi
|
-
Ekor
|
Kerbau
|
-
Ekor
|
Babi
|
-
Ekor
|
Ayam
|
1025 Ekor
|
Bebek
|
160 Ekor
|
Kuda
|
-
Ekor
|
Kambing
|
176 Ekor
|
SEJARAH DESA SALAWANA
Dikalangan
penduduk wali kukun dan kampek, ada seorang pendatang yang sangat berpengaruh
bernama alas (Bpk Alas). Sekitar tahun 1820 Bpk. Alas mencoba menebang sebagian
pinggir hutan daerah tersebut, untuk dijadikan daerah penanaman padi huma yang
kemudian mendirikan rumah disitu sehingga Bpk Alas memiliki rumah yang
terpencil jauh dari wali kukun dan kampek.
Karena
Bpk. Alas itu orang yang berpengaruh, disegani dan dianggap sesepuh oleh
masyarakat waktu itu, maka banyaklah orang wali kukun dan kampek yang pindah
mengikuti bpk alas, membuat rumah
disekitar rumah bapak Alas. Akhirnya terjadilah sebuah kampung yang bernama
SALAWANA.
·
Nama Asala Salawana
Disekitar hutan yang ditebang untuk dijadikan
kampung dan daerah pertanian itu, ada sebatang pohon kelapa yang dibawahnya ada
3 buah batu yang dianggap keramat. Bapak Alas menamainya “LINGGA” karna batu
itu bersinonim dengan kata “SELA”, Maka Bapak Alas dan pengikutnya menamakan
daerah hutan dan disekitarnya itu “wanasela” yang berari wana = hutan dan sela
= batu yang selanjutnya disebut “Selawana. Hal ini sudah menjadi kebiasaan
orang dahulu sangat bangga bila mereka dapat menggunakan kata-kata jawa atau
kawi sebagai kata-kata mutiara, maka akhirnya kampung tersebut dikenal dikenal
dengan nama Salawana.
Karena perluasan kampung batu lingga berada
ditengah-tengah kampung, dengan pohon kelapa yang hanya satu-satunya dikampung
salawana. Agar batu keramat itu tidak terganggu oleh keramaian orang kampung
dan anak-anak bermain, yang sering melanggar tata tertib, untuk penghormatan
terhadap batu itu maka diambil suatu ide agar batu tersebut dipindahkan
ketempat yang lebih aman ketempat yang lebih aman karena kampung wali kukun
kosong maka batu itu dipindakhan kesana.
Pengurusan / pemeliharaan batu keramat
tesebut ditugaskan seorang juru kunci dari wali kukun. Sampai jaman Jepang
seorang keturunannya masih ada dan berlaku sebagai kuncen. Bernama Bpk Karsan,
ia membuat rumah didekat batu Lingga jauh dari keramaian. Setelah Bpk Karsan meninggal
tidak ada yang menggantikannya lagi.
Menurut cerita selain Bpk Alas ada seorang
pendatang asal Kawung Luwuk Kecamatan Maja bernama Arfani ia masih saudara
sepupu Bpk Alas sehingga di Desa ada dua orang tokoh berpengaruh.
Berdirinya kampung Salawana diperkirakan
tahun 1820’an ketika Bagus Rangin mengadakan pemberontakan terhadap Belanda
(1925) pernah bersembunyi dihutan sekitar Salawana. Maka pasukan Belanda
mencarinya, ada penduduk yang memberitahukan tempat persembunyian Bagus Rangin,
sehingga ia terpaksa harus meninggalkan tempat itu. Dengan perasaan marah Bagus
Rangin mencaci penduduk kampung Salawana bahwa orang orang Salawana ada orang
yang syirik, pidik dan pengiri hati, walaupun kepada teman/saudara.
Beberapa tahun kemudian terjadi perselisihan
antara Bpk Alas dan Arfani yang menimbulkan perkelahian selama seminggu. Dalam
perkelahian itu Bpk Alas menderita luka-luka serta kalah, lalu ia pergi
meninggalkan kampung dan anak istrinya pada waktu itu juga. Akhirnya yang tetap
berpengaruh ialah Bpk Arfani.
·
Salawana Dipindahkan Oleh Jepang
Pada tahun 1942 Desa Salawana dipindahkan
oleh pemerintah Jepang ketanah sawah Desa Jatiwangi kira-kira 3KM jauhnya dari
tempat semula. Ketika itu yang menjadi Kuwu adalah Bpk Raksa Pernata.
Di Desa Salawana yag baru mengalami
pergantian Kuwu yaitu Bpk Raksa Pernata diganti oleh Bpk Darmasasmita. Ketika
Darma Sasmita ikut bergerilya berjuang melawan Belanda, rakyat Salawana dipaksa
oleh pasukan Recomba memilih Kuwu baru degan pemilihan sistim gunduk, terpilih Bpk
Surya sebagai kuwu / kepala desaa Salawana.
Setelah pemerintah Recomba bubar dan Bpk
Darma Sasmita kembali ke desa, maka rakyat memilih kembali Bpk Darma Sasmita
menjadi kuwu Desa Salawana.
·
Salawana Kembali Ke Kampung Lama (1951)
Suatu kejadian yang mengherankan bahwa secara
masal timbul perasaan tidak betah bagi rakyat Salawana bertempat tinggal di
tanah Jatiwangi, mreka lebih mencintai kampung yang lama yang telah disita oleh
Jepang untuk dijadikan benteng pertahanan dan kubu-kubu tempat penyimpanan bahan
bakar dan senjata perannya pada waktu itu kampung Salawana telah lama
ditinggalkan oleh Jepang.
Rakyat Salawana mendesak ingin kembali pindah
ke Kampung Salawana lama yang merupakan tanah warisan nenek moyangnya.
Secara psikologis memang suatu kewajaran apa
sebabnya rakyat Salawana ingin kembali lagi ketempat semula :
1)
Masyarakat Salawana lebih mencintai tanah kelahiran yang merupakan hak
miliknya sebagai warisan dari nenek moyangnya.
2)
Mendiami tanah Jatiwagi itu selalu terasa adanya suatu perasaan menumpang
pada tanah hak orang lain yang bukan miliknya.
3)
Pindahnya ke tanah Jatiwangi itu bukan merupakan keinginan sendiri yang
ikhlas melainkan suatu paksaan dari Jepang.
4)
Masyarakat Salawana selalu mendengar keluhan-keluhan manyarakat Jatiwangi
yang kehilangan sebagian tanah sawahnya yang merupakan andalan untuk hidupnya.
5)
Masyarakat Salawana mawas diri bahwa masyarakay Jatiwangi memberikan tanah
untuk dijadikan desa Salawana bukan karena niat yang ikhlas melainkan karena
paksaan dari Jepang.
6)
Setelah Jepang tidak ada, masyarakat Jatiwangi merasa berhak untuk
mendapatkan kembali tanahnya yang dijadikan kampong Salawana. Sehingga prustasi
dari individu-individu masyarakat Jatiwangi dapat dirasakan semakin meningkat
terhadap masyarakat Salawana. Dalam hal ini
masyarakat Salawana ingin menghindarkan diri dari kemungkinan yang tidak
diinginkan akibat dari prustasi mereka.
7)
Masyarakat Salawana mempunyai keyakinan setelah kemerdekaan Indonesia
tercapai, dan Jepang sebagai penjajah sudah tidak mempunyai hak mutlak untuk
mengambil kembali haknya yang telah disita oleh Jepang.
Inilah motif-motif yang menyebabkan
masyarakat Salawana pindah kembali ke kampung semula. tetapi sangat disesakan
semua tanah hak milik Salawana yang dulu disita Jepang sekarang masih belum dimiliki
secara mutlak karena tanah tersebut dulu dikuasai Jepang sekarang dikuasai
AURI.
rakyat telah berkali-kali usul dengan
berbagai cara diantaranya melalui PT – PT agar status tanah tersebut menjadi
hak milik rakyat semula, tetapi usulan itu merupakan jeritan dipadang pasir
atau teriakan dipadang sahara sampai sekarang belum mendapat kejelasan yang
diharapkan. Sampai kini masyarakat Salawana masih mendirikan rumah dan
bangunan-bangunan desa di atas tanah AURI( Angkatan Udara Republik Indonesia).
Disamping menganggap beberapa hektar sawah, juga dengan beberapa persyaratan
menjadi beban.
Salawana,
Sept 2006.
Post a Comment for "LAporan KNM Tita"